Selasa, 19 Agustus 2008

GERAKAN ANTI PERMEN

Beberapa waktu yang lalu, saya baca sebuah artikel yang judulnya "Jangan remehkan uang receh" intinya penulis artikel tersebut menyarankan untuk tidak menghamburkan uang receh (koin) tapi mengumpulkannya dan kemudian ditabung di bank setelah jumlahnya banyak. sesuai saran adalah jangan beli pake uang receh, tapi pakai uang 1000,5000,atau 10000 dan kalau ada kembalian receh dikumpulkan. Nah...ide ini bagus juga karena kalau dihitung-hitung jumlahnya bisa banyak juga, kadang-kadang karena nilainya kecil kita jadi tidak terlalu menghargainya. saya mulai melakukan hal ini dan yahhh lumayan bisa menabung juga....

Tetapi beberapa waktu ini saya jadi terganggu dan agak emosi dengan munculnya mata uang baru berupa PERMEN entah itu di toko kelontong sampai supermarket yang canggih. Selalu saja ada mata uang permen sebagai kembalian. Kalau dulu mungkin karena kembalinya 100 rupiah dikasih permen saya masih maklum, tapi akhir-akhir ini makin gila....500,700,800...dikasih permen!!! Saya pikir-pikir lama-lama bisa diabetes orang-orang di Indonesia kalau begini terus. Karena jengkel saya kumpulkan uang tersebut dan kira-kira ada 20 permen....berarti 2000 rupiah kan....saya kebetulan mau beli sabun....nah saya kasih tuh permen ke toko kelontong yang menggunakan mata uang permen tersebut. Apa akibatnya? terjadi gontok-gontokan dan perdebatan yang mengakibatkan saya mungkin diblacklist dari daftar tamu toko tersebut. Kok ngga logis ya...dia kasih kembalian pake permen seenaknya...ada orang beli pake permen malah marah ...ini benar-benar pembodohan.

Saya mengajak kepada semua blogger Indonesia untuk mengadakan gerakan anti permen dengan menolak kembalian dengan mata uang PERMEN, kembalikan kejayaan celengan!!! Kembalikan keindahanbunyi kricik-kricik logam di celengan kita!!! Kalau masih diberlakukan maka harus ada arus timbal balik yaitu para pedagang harus mau menerima pembelian dengan mata uang permen juga.

Bangsa yang maju salah satunya karena rakyatnya suka menabung, kita baru belajar menabung sudah terganjal dengan permen ......Semoga departemen Perdagangan dan Departemen keuangan bisa memperhatikan hal kecil yang dampaknya juga bisa besar ini.
Hidup celengan.....hidup kricik-kricik.....

Senin, 18 Agustus 2008

Sampah dan bukan sampah

Suatu saat saya melihat setumpuk sampah di depan rumah, berserakan dan sama sekali tidak berguna...satu-satunya jalan harus dibuang...saya melihatnya diangkut truk sampah dan selanjutnya tidak memikirkannya lagi.
Pikiran saya tentang sampah terbangkit kembali siang harinya, ketika seorang teman datang membawa sebuah buku dan berkata "buku ini isinya hanya sampah", selanjutnya ketika sedang chating, teman chatting saya nulis begini "banyak e-book yang ditulis tapi sebagian besar isinya juga sampah". Nah saya mulai mikir-mikir....apa sih yang disebut sampah itu....(hehehe soalnya hobbyku mikir). Saya mulai baca buku yang kata teman isinya hanya sampah....hmmm...tentang motivasi.....dan saya membacanya perlahan....hmmm memang hal-hal yang sudah umum....dan tiba-tiba ada satu bab yang isinya sama dengan pergumulan hidup yang saya alami....dan ting....!!! saya seperti menemukan lampu di tengah gelap. Dan saya berkata...buku begini kok dikatakan sampah....
Apa kesimpulannya? sesuatu dikatakan sampah ketika sesuatu itu tidak berguna bagi seseorang, bahkan sampah yang dibuang di toko-toko masih berguna bagi pemulung, berguna bagi pebisnis sampah, berguna bagi pemilik perusahaan daur ulang, berguna bagi perajin yang membutuhkan bahan-bahan untuk kerajinannya.
Sejak hari itu saya mempunyai paradigma yang berbeda terhadap sampah. Saya selalu membuang sampah PADA TEMPATNYA!!! karena ketika sampah berada "pada tempatnya" dia akan berguna. Ok selamat membuang sampah PADA TEMPATNYA

Selasa, 12 Agustus 2008

Dunia tanpa sekolah 3

Wah akhirnya bisa nulis lagi setelah beberapa hari lebih seneng copy paste untuk mengisi otak ini...
Ya.... masih seputar dunia tanpa sekolah...saya akan lanjutkan angan-angan ini.
1.Belajar di mana saja.
Saya punya seorang teman yang hobby belajarnya gila bener, otaknya seperti mesin penanya yang luar biasa, jangan coba untuk memberikan sebuah topik kepadanya kalau lagi tidak mood untuk berdebat. Di setiap tempat, hal dan waktu teman saya ini bisa menemukan pertanyaan-pertanyaan baru yang tidak pernah saya pikirkan walaupun kata teman2 pikiran saya ini juga pada tingkat yang aneh-aneh dan ada-ada saja...pernah suatu saat saya sampai pulang terlambat ke rumah gara-gara teman saya ini tertarik belajar memeras susu sapi! Dia nekad tidak pulang hanya untuk belajar memeras sapi hari itu. Memang menjengkelkan, tetapi hari itu teman saya ini punya pengetahuan baru yang mungkin ada gunanya di masa depan. Ketika saya mengingatnya saya jadi yakin bahwa kita semua bisa pinter, berpengetahuan luas, cerdas,punya keahlian asal kita punya kesadaran belajar. Belajar di mana saja....bukan kesadaran sekolah, soalnya kalau yang dipunyai adalah kesadaran sekolah, maka yang akan terjadi adalah seperti sekarang ini...ketika pulang dari sekolah siswa akan merasa bebas,lepas, dan gembira karena terlepas dari kewajiban yang disebut belajar. Paradigma seperti ini membuat kata "BELAJAR"menjadi beban yang menakutkan. Belajar adalah sekolah, di luar sekolah tidak ada pembelajaran!
Dunia yang saya impikan adalah dunia di mana ada kesadaran belajar dari setiap orang, dia bisa belajar di mana saja...ketika saya ingin bisa memasak, saya tinggal datang ke salah satu restoran , berkenalan dengan kokinya, kemudian nego untuk belajar dari dia...dan seterusnya...
Saya berjanji....akan saya ingat untuk membelajarkan anak saya terlebih dahulu sebelum menyekolahkannya. Saya harus membentuk kesadaran belajarnya sejak dini, sebelum dia terjebak di kesadaran sekolah!
Bersambung....