Beberapa waktu ini saya melihat ada kecenderungan baru dari para pengendara motor ketika sedang menunggu di traffic light. Saya melihat beberapa motor berjajar beberapa meter dari lintasan penyebrangan, bahkan ada yang mengambil jarak cukup jauh. Ternyata perilaku ini muncul akibat sengatan sinar matahari yang cukup panas di siang hari sehingga para pengendara mencari tempat berteduh untuk menunggu traffic light.
Para pengendara tidak lagi berjajar di depan, tapi berpencar agar bisa berteduh. Nah, saya berpikir alangkah baiknya jika sekitar traffic light dibangun semacam cannopy yang panjangnya sekitar 10 meteran jadi para pengendara tidak lagi kepanasan di siang hari. Cannopy besar ini bisa jadi akan melahirkan peluang bisnis baru disekitar area tersebut. Mungkin iklan, mungkin layanan khusus bagi pengendara (semacam refershing singkat) sehingga dapat mengurangi angka kecelakaan di jalan.
Ide ini baru terlintas, saya baru sebatas brainstorming saja, mungkin anda punya pengembangan ide yang lebih bagus?
Sebuah percikan ide,bisa menjadi sangat bernilai, banyak hal-hal besar di dunia ini yang ditemukan seolah-olah kebetulan, melalui sekilas ide yang tiba-tiba muncul. Blog ini menuliskannya.
Selasa, 29 September 2009
Sabtu, 18 April 2009
Kota impian saya
Saya membayangkan sebuah kota yang rindang, banyak taman, sejuk, dan dengan blok-blok bangunan yang teratur di Indonesia ini. Sebuah kota yang bernuansa village, tapi dengan konten modern dan canggih. Sebuah kemodernan yang tersirat meskipun tak tampak wah.
Dan saya juga merindukan sebuah kota yang full music, sebuah kota yang diisi oleh seniman-seniman berkualitas di setiap sudut jalannya. Memperdengarkan lagu-lagu yang harmonis dan meningkatkan produktifitas.
Kota yang dipenuhi oleh pemikir-pemikir dan eksekutor-eksekutor dari ide-ide. Sebuah kota yang action, sebuah kota yang punya misi dan visi.
Di kota ini, tidak ada kelelahan pikiran yang disebabkan konflik, karena masing-masing orang sudah dewasa dan berintegritas, sehingga masalah-masalah bisa diselesaikan tanpa banyak masalah.
Kota seperti ini akan menghasilkan sebuah energi yang akan mengalir ke daerah-daerah sekitarnya.
Kalau tulisan ini diteruskan, akan sangat panjang sekali, dan saya akan menjadi lelah ketika saya keluar dari kantor dan melihat kondisi yang sesungguhnya.
Dan saya juga merindukan sebuah kota yang full music, sebuah kota yang diisi oleh seniman-seniman berkualitas di setiap sudut jalannya. Memperdengarkan lagu-lagu yang harmonis dan meningkatkan produktifitas.
Kota yang dipenuhi oleh pemikir-pemikir dan eksekutor-eksekutor dari ide-ide. Sebuah kota yang action, sebuah kota yang punya misi dan visi.
Di kota ini, tidak ada kelelahan pikiran yang disebabkan konflik, karena masing-masing orang sudah dewasa dan berintegritas, sehingga masalah-masalah bisa diselesaikan tanpa banyak masalah.
Kota seperti ini akan menghasilkan sebuah energi yang akan mengalir ke daerah-daerah sekitarnya.
Kalau tulisan ini diteruskan, akan sangat panjang sekali, dan saya akan menjadi lelah ketika saya keluar dari kantor dan melihat kondisi yang sesungguhnya.
Rabu, 11 Februari 2009
English Corner.....Why.....?
Saya baru saja selesai mengoperatori sebuah acara English Corner di sebuah radio swasta di kota saya, sambil melihat bagaimana interaksi antara pengasuh acara tersebut dengan bintang tamu maupun pendengar, saya mendapatkan suatu jawaban mengapa Bahasa Inggris susah sekali dikuasai oleh kebanyakan orang Indonesia.
Corner.....! Corner itu kan sudut ya...pojok...
Sadar tidak kalau selama ini English selalu hanya berada di corner, tidak pernah di center....
Dianggap penting...karena semua orang mengatakan bahwa itu bahasa yang penting dan harus dikuasai untuk bisa maju, tetapi karena yang penting ini ditaruh di corner...akhirnya menjadi penting di prioritas yang bukan utama.
Bagaimana memposisikan English sebagai bahasa yang bisa dipakai dan dipelajari tanpa harus takut dan menganggapnya terlalu tinggi?
Corner.....! Corner itu kan sudut ya...pojok...
Sadar tidak kalau selama ini English selalu hanya berada di corner, tidak pernah di center....
Dianggap penting...karena semua orang mengatakan bahwa itu bahasa yang penting dan harus dikuasai untuk bisa maju, tetapi karena yang penting ini ditaruh di corner...akhirnya menjadi penting di prioritas yang bukan utama.
Bagaimana memposisikan English sebagai bahasa yang bisa dipakai dan dipelajari tanpa harus takut dan menganggapnya terlalu tinggi?
Langganan:
Postingan (Atom)