Selasa, 26 Maret 2013

Daur Ulang, Bukan digunakan ulang

Anda pernah melihat iklan sebuah produk air kemasan yang menganjurkan agar botol bekas pakai diremas dan dipuntir sebelum dibuang ke tempat sampah ? Iklan itu benar, karena botol bekas air kemasan memang sebaiknya tidak digunakan lagi. Meremas dan memuntirnya adalah sebuah cara agar botol tersebut tidak digunakan lagi. Penelitian menunjukkan bahwa botol / kemasan plastik bekas dapat mengkontaminasi cairan selanjutnya apabila botol tersebut digunakan ulang, semacam zat karsinogen akan terbentuk selang beberapa waktu setelah pemakaian pertama.

Daur ulang adalah bentuk pengubahan fungsi benda bekas pakai, misalnya mengubah plastik bekas menjadi ember, walaupun secara kesehatan belum tentu 100% aman, tapi proses ini masih menghasilkan keamanan kesehatan lebih baik daripada pemakaian ulang.

Saya juga melihat beberapa benda lain yang mempunyai potensi digunakan ulang, dan sebaiknya juga perlu disosialisasikan untuk dilakukan tindakan tertentu setelah pemakaiannya. Berikut ini beberapa benda yang saya maksud :
1. Tusuk Gigi
Hampir setiap warung dan restoran menyediakan tusuk gigi. Meskipun belum ada penelitian, dan belum ada bukti tentang penggunaan ulang tusuk gigi bekas selama ini, tidak ada salahnya kita melakukan tindakan pencegahan dengan mematahkan tusuk gigi yang telah kita pakai setelah makan. Karena bukan tidak mungkin ada orang usil yang memasukkan kembali tusuk gigi yang telah kita pakai, kembali ke tempatnya semula. Sehingga ada kemungkinan kita akan berbagi tusuk gigi dengan beberapa orang jika seseorang tersebut cukup tekun melakukan perbuatan isengnya. Berbagi dan kebersamaan adalah hal yang mulia, tapi tidak untuk urusan tusuk gigi, hal ini adalah wilayah yang sangat personal, dan tidak bisa dijadikan kebersamaan. Karena kita tidak pernah tahu pola gogok gigi, jenis makanan, dan kondisi karang gigi orang lain. Hal ini perlu disosialisasikan agar menjadi sebuah kebiasan umum, yaitu mematahkan tusuk gigi setelah tugasnya mengorek sisa makanan selesai.

2. Tusuk sate.
Meskipun terkesan lebih higienis daripada tusuk gigi, tusuk sate sebaiknya juga perlu diperlakukan serupa, yaitu dipatahkan setelah kita memakan daging yang tertancap di kayu tersebut. Tusuk sate juga mengandung potensi digunakan ulang dengan alasan menghemat biaya produksi. Tusuk sate yang belum gosong berpotensi dipakai ulang untuk membuat sate yang lain. Pada waktu sate digigit kemudian ditarik dari tusuknya, mau tidak mau lidah dan ludah juga akan mengambil bagian. Nah, di sini lagi-lagi masalah personalisasi dari gigi dan mulut. Anda masih ingin berbagi dalam hal ini secara massal ? Kita perlu mensosialisasikan pematahan tusuk sate setelah kita makan. Hal ini akan mencegah banyak penularan penyakit. Meskipun hal ini baru dalam tahap potensi, tidak ada data valid bahwa tukang jual sate sering memakai ulang tusuk satenya. Sebaiknya mulai kita cermati.

3. Botol pelumas.
Saya juga menganjurkan agar setelah membeli dan mengganti oli, sebaiknya Anda meminta botol bekasnya, anda bawa pulang kemudian potong botol oli tersebut agar tidak bisa digunakan ulang. Hal ini untuk mencegah pemalsuan oli dengan menggunakan botol bekas yang direkondisi seperti botol baru, padahal isinya oli palsu.

4. Tube pasta gigi
Pastikan Anda menggunting tube pasta gigi sebelum membuangnya ke tempat sampah. Dalam salah satu acara di televisi nasional pernah ditayangkan pasta gigi palsu yang dikemas dengan kemasan asli dan beredar di pasaran, seperti halnya beberapa merek air dalam kemasan juga mengalami hal serupa.

5. Sedotan plastik
Sedotan plastik juga rawan pemakaian dari mulut ke mulut. Benda ini susah dibedakan antara yang baru dan bekas. Pastikan Anda juga membuatnya tidak bisa digunakan ulang.

Masih ada yang lain, tetapi semoga 5 contoh ini, 6 dengan botol air kemasan bisa mengispirasi Anda untuk mulai mengamati lingkungan dan memperhatikan hal-hal yang mungkin terjadi seperti 5 kemungkinan yang saya sharekan. Mari hidup lebih sehat, dan dukung daur ulang, cegah penggunaan ulang untuk produk-produk yang kritis.

Related Posts by Categories

Tidak ada komentar: