Senin, 15 April 2013

Sendok makan semakin tipis

Saya termasuk seorang yang suka makan di warung tradisional, karena harganya ekonomis dan menunya juga lumayan. Selain itu warung merupakan salah satu penggerak perekonomian yang patut didukung keberadaannya, karena merupakan saluran distribusi paling ujung dari industri-industri besar. Warung yang tergolong higienis dan murah biasanya terdapat di sekitar area kampus yang umumnya mempunyai konsumen kalangan mahasiswa.

Tetapi akhir-akhir ini saya merasa agak terganggu dengan peralatan makan yang disediakan. Piring masih standar, tidak ada masalah. Masalah yang nampak sekarang adalah pada sendok makan. Sendok makan yang disediakan semakin lama semakin tipis, karena tipisnya cenderung menjadi tajam di sisi-sisinya, dan mudah sekali melengkung.


Ketipisan sendok yang tersedia kadang-kadang hampir setipis kaleng susu. Akibatnya, ketika dipegang, sangat terasa ketajamannya, kalau kita tidak berhati-hati bisa tersayat tuh tangan. Kemudian tepian dari bagain depan sendok juga cukup tajam, kalau orang terbiasa makan dengan menggeserkan tepian sendok ke bagian mulut, akan rawan terjadi penyayatan.

Memang tidak bisa dipungkiri, bahwa warung menyediakan sendok jenis tersebut karena harganya murah, kalau memakai sendok stainless yang tebal dan mahal, akan timbul resiko biaya yang lebih besar.

Bagi para industriawan sendok makan, saya kira ini bisa menjadi sebuah peluang, untuk menyediakan sendok yang lebih aman, tetapi harganya tetap terjangkau. Sendok yang terbuat dari plastik, memang bisa menjadi solusi, tetapi sendok plastik berkesan sekali pakai, sehingga kemungkinan beberapa konsumen secara tidak sadar akan membuangnya setelah dipakai. Nah, coba pikirkan permasalahan ini, menciptakan sendok yang lebih berkualitas akan membantu kehidupan menjadi lebih baik.

Related Posts by Categories

Tidak ada komentar: